2.1 Mikania cordata
2.1.1 Klasifikasi Mikania coradata
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Bangsa : Asterales
Suku : Asteraceae
Marga : Mikania
Jenis : Mikania cordata
Nama Daerah : Semprotan dan Capituheur (Jawa Barat).
Nama Asing : Dhritharashtra pacha (India), Tikus ulam (Malaysia)
dan Sambung rambat (Indonesia) (Sankaran, 2010).
2.1.2 Deskripsi Mikania cordata
Semprotan ( Mikania cordata ) adalah tanaman merambat yang tersebar luas di Asia dan Pasifik, Australia Selatan, Amerika Utara dan Tengah. Biasanya tumbuh melilit dan merambat di pohon maupun di atas permukaan tanah. Tanaman ini memiliki ukuran panjang hingga 10 m dan memiliki ruas 7,5 – 21,5 cm , daun berbentuk bulat telur dengan ukuran sekitar 6-15 x 3-9 cm, berbentuk dasar hati dan memiliki ujung daun yang runcing. Tumbuhan ini juga memiliki garis tepi daun yang berbentuk delta, tepi daun juga bergerigi, gundul dikedua sisinya, sedangkan tangkai daun berukuran antara 3 – 7 cm. Mikania cordata memiliki bentuk rangkai bunga yang berada di bawah ketiak daun dan dapat juga berada diantara tangkai atau batang daun. Tumbuhan ini juga memiliki capitula atau tonjolan kecil pada tangkai yang membundar berbentuk silinder dengan ukuran 1,5 cm dan terdapat empat bunga per capitula dan dilindungi oleh empat daun pelindung. Bunga memilki warna putih dengan sedikit warna ungu ukuran panjang 4 -5 mm dengan mahkota 5 lobed ( belahan ) dan dikelilingi oleh bunga kecil sinar ( kapiler pappus ) yang muncul secara bersamaan di pangkal bunga yang memiliki panjang 3 mm yang berwarna putih pada awalnya lalu menjadi coklat kemerahan. Tanaman ini juga memiliki buah yang muncul setelah berbunga. Buah berbentuk bulat telur terbalik berwarna hijau dengan ukuran 1 – 3 mm. Di selatan dan barat India tanaman ini mulai berbunga pada bulan Agustus dan berlanjut hingga Januari. Berbuah antara bulan September dan Februari dapat bertahan hingga 17 – 21 hari setelah berbunga. Sebuah tangkai Mikania cordata dapat menghasilkan 20.000 – 40.000 benih hingga habis batas waktu perbenihan dalam satu musim. Benih dapat berubah menjadi pappus dalam beberapa menit, penyebaran benih terjadi antara bulan Oktober - April. Jumlah rata - rata biji per mg adalah ± 12 - 108 biji. Tanaman ini dapat tumbuh secara vegetatif dari bagian batang yang agak membengkok dan pada bagian segmen yang sangat kecil pada batang. Pertumbuhan tanaman muda sangat cepat antara 8 - 9 cm dalam kurun waktu 24 jam dan menggunakan pohon sebagai tempat tinggalnya. Tumbuhan gulma ini dengan cepat membentuk penutup yang lebat dan rindang di atas permukaan pohon atau tanah ( Sankaran, 2010) .
2.1.3 Kandungan Mikania cordata
Mikania cordata memiliki kandungan kimia seperti senyawa non volatil yaitu seskuiterpen, dilakton, germakranolid, diterpen, dan flavonoid (Aguinaldo, 1995,2003; Bohlmann, 1978). Selain itu juga terdapat kandungan minyak atsiri diantaranya D-germakren (21,6 %) dan Beta kariophyllene (11,8%) sebagai komponen utama minyak Mikania cordata. Dilaporkan pula dari Abidjan (Selatan Pantai Gading ) minyak Mikania cordata didominasi oleh alfa pinene (20 %) dan D – germakren (19,8%) dan disertai pula dengan beta pinene (8,7 %) dan alfa thujene (7,1%) (Bedi G, 2003). Selain itu juga memiliki kandungan monoterpen dan hidrokarbon sabinene (19%), beta phellandren (14,8%) dan limonen (15,7%) yang diteliti dari sampel yang berasal dari Abengourou ( Pantai Gading). Senyawa oksigen juga dilaporkan terdapat pada tanaman Mikania cordata yang berasal dari Sikensi (Pantai gading ) yaitu senyawa viridiflorol (39,6%).
Sedangkan sampel Mikania cordata yang berasal dari San Pedro ( Mexico ) kaya akan fitol (20,6%), alfa terpineol (17,8%), elemol (13,3%) dan geraniol (13,1%). Begitu juga sampel dari Bonoua menunjukkan adanya kombinasi senyawa oksigen dan hidrokarbon yaitu alfa copain (14,7%), gama eudesmol (11,9%) dan elemene (9%). Terakhir sampel dari Alepe ( Pantai Gading) kaya akan alfa pinene (11,1%), D-germakrene (10,5%), P-simen (9%), elemol (8,8%), beta phellandrene (8,7%) dan Beta pinene (8%) dengan persentase sebanding. Dalam studi ini, komposisi minyak Mikania cordata dapat berbeda akibat adanya faktor eksogen seperti tanah atau pun iklim (Tonzibo et al, 2009 ).
2.1.4 Manfaat Mikania cordata
Tanaman ini cukup banyak memiliki manfaat yang baik dalam dunia pengobatan. Tanaman ini dapat memberikan khasiat sebagai antibakteri (Rabin, 2000), antikanker (Bishayee dan Chatterjee, 1994), dan antiinflamasi (Battacharya , 1987). Selain itu juga telah diteliti oleh Ahmed (1990) dan Shaatri (1962) bahwa Mikania cordata dapat mengobati masalah pada lambung. Mikania cordata juga dapat menjadi penawar racun gigitan kalajengking di Assam (New Delhi, India) tepatnya digunakan oleh suku Kabi. Daun Mikania cordata juga mampu mengobati sakit perut dan gatal - gatal yang digunakan oleh masyarakat Malaysia. Di Afrika daunnya dapat digunakan sebagai sup. Selain itu gulma ini digunakan untuk menutupi perkebunan karet di Malaysia. Tanaman ini juga sengaja ditanam di lereng – lereng untuk mencegah adanya erosi tanah. Dilaporkan pula dari Mizoram, India Mikania cordata dapat digunakan sebagai pupuk hijau untuk meningkatkan hasil padi yang baik. Namun tanaman ini tidak dapat digunakan sebagai bahan campuran kompos karena kadar airnya yang tinggi (Sankaran, 2010).
Mau nanya selain mikania cordata, mikania apa lagi yg hidup di daerah tropis yg ada d indonesia
BalasHapus